PENTING!!!


Rukun Iman terdiri dari enam perkara: (1) Iman kepada Allah. (2) Iman kepada malaikat-malaikat Allah. (3) Iman kepada kitab-kitab Allah. (4) Iman kepada rasul-rasul Allah. (5) Iman kepada hari kiamat. (6) Iman kepada Qada dan Qadar.

Rukun Islam terdiri dari lima perkara: (1) Mengucap dua kalimat syahadat. (2) Menunaikan shalat lima waktu. (3) Mengeluarkan zakat. (4) Berpuasa pada bulan Ramadan. (5) Menunaikan Haji bagi mereka yang mampu.

McAfee: Rahasia Perdagangan Perusahaan Menjadi Target Para Penjahat Cyber

Menurut laporan terbaru dari McAfee dan SAIC, kejahatan dalam dunia maya atau cybercrime semakin banyak bergerak hanya untuk mencuri data pribadi rahasia perdagangan dan modal perusahaan intelek lainya menjadikan mereka dengan mudah dapat menjualnya di pasar gelap.

Dalam studi baru yang rilis hari ini (28/3 PDT), "Ekonomi Underground: Intellectual Capital and Sensitive Corporate Data Now the Latest Cybercrime Currency" (PDF), McAfee dan Science Applications International Corporate menemukan adanya pencurian rahasia perdagangan, rencana pemasaran, data R&D, dan bahkan source code tengah meningkat. Terutama karena informasi tersebut sering tidak terlindungi.

Berdasarkan survei global profesional IT, laporan tersebut menemukan sejumlah temuan.

Seperempat dari perusahaan yang telah disurvei menyebutkan adanya pelanggaran data atau hanya ancaman seseorang yang menahan laju rencana untuk melakukan merger atau peluncuran produk baru. Diantara mereka yang benar benar mengalami pelanggaran data, hanya setengah yang telah  mengambil langkah untuk mencegah hal itu kembali terjadi.

Diantara perusahaan yang telah terkena serangan tersebut, hanya sekitar 3 dari 10 perusahaan yang melaporkannya. Sedangkan 6 dari 10 sisanya memilih-milih mana yang mereka laporkan. Sampai sekarang banyak organisasi-organisasi tertentu menyimpan datanya di negara-negara dimana terdapat perundang-undangan yang lebih longgar atas pelaporan pelanggaran data kepada pelanggan.

Menurut laporan, terkait dampak dari krisis ekonomi belakangan ini, banyak perusahaan-perusahaan mencari cara yang lebih mudah untuk pengolahan dan penyimpanan informasi mereka di luar negeri walaupun beresiko. Di seluruh dunia, Cina, Rusia dan Pakistan diperkirakan menjadi kawasan paling aman untuk menyimpan data-data penting tersebut, sedangkan Amerika Serikat, Inggris dan Jerman yang dianggap paling aman. Saat ini, perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, Cina dan India menghabiskan sekitar 1 juta dolar seminggu untuk mengamankan data-data sensitif mereka di luar negeri.

Industri teknologi informasi sendiri kemudian tertantang untuk mencoba mengamankan gelombang perangkat iPhone, iPads, dan Android yang semakin banya digunakan oleh para karyawan untuk saling berbagi data.

"Para pelaku cybercrime telah mengalihkan fokus mereka dari aset nyata ke data, seperti rahasia perdangangan atau dokumen perencanaan produk." kata Simon Hunt, wakil presiden dan kepala kantor teknologi untuk keamanan endpoint di McAfee. "Kami telah melihat serangan yang signifikan pada jenis informasi ini. Serangan seperti Operation Aurora, dan bahkan serangan canggih seperti Night Dragon telah menyusup beberapa perusahaan-perusahaan yang terbesar dan yang terlihat dilindungi dunia. Pelaku menargetkan kepada perusahaan modal intelek dan mereka sering kali berhasil."

Untuk menghasilkan laporan, McAfee dan SAIC bekerjasama dengan Vanso Bourne untuk melakukan survei lebih dari 1.000 senior IT di seluruh Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Cina, India, Brasil dan Timur tengah selama bulan November dan Desember tahun lalu. Laporan terbaru ini merupakan tindak lanjut dari sebuah laporan 2008 yang berjudul "Unsecured Economies," yang pada saat itu menemukan bahwa cybercrime secara global menyebabkan perusahaan harus membayar lebih dari 1 triliun dolar. (translate)

0 komentar:

Post a Comment